Minggu, 24 November 2013

Kala Roda Berputar

Diposting oleh Aughi Nurul Aqiila di 06.15


Sebenarnya kita tahu kalau roda kehidupan memang berputar. Kadang di atas dan kadang di bawah. Kita memang tahu, hanya sekadar tahu. Tapi kita tak tahu apa rasanya berada di bawah jika tidak mengalaminya sendiri.
                Pernahkah kita bertanya dalam hati : Mengapa Allah memberi cobaan seberat ini padaku? Mengapa aku begini? Mengapa?
Sebuah kata ‘mengapa’ itu terus kita ucap ketika masalah tengah melanda. Bahkan kita sampai menyalahkan Tuhan ketika kita tak kunjung mendapat jawaban dari mengapa-mengapa itu.
Aku juga tak mengerti. Masalah datang silih berganti. Taka da yang memihak padaku walau hanya untuk memunculkan secercah senyum itu. Seakan satu masalah belum selesai, masalah yang lain keburu datang. Menggempur benteng pertahananku. Pernah mendengar sudah jatuh, tertimpa tangga pula ? Ya mungkin seperti itulah perumpamaanya.


Aku lelah.
Aku bisa saja bilang begitu. Namun, semuanya akan sama saja. Aku lelah ataupun tidak masalah itu tetap ada. Aku menyalahkan Tuhan pun masalah itu tetap ada. Masalah itu akan terus ada sebelum kita sendiri yang mencoba untuk menyelesaikannya. Aku bisa saja menangis semalaman, meringkuk di kasur seharian, bahkan berniat untuk bolos sekolah. Tapi rasanya sakit. Karena nangis mataku bengkak dan rasanya perih. Karena meringkuk di kasur seharian tulang punggungku pegal-pegal. Dan bahkan ketika aku berniat untuk bolos pun ada sekelebat bayangan tugas-tugas sekolah mengerikan yang lewat di otakku.
Ya, semua sama saja.
Ketika kita tak mencoba untuk menyelesaikannya, masalah nggak akan pernah selesai. Sering kita stuck di satu masalah tanpa melihat keluar, kepada hal-hal yang lebih penting. Ibarat pada mantan, kita nggak boleh stuck di cinta yang telah usang itu kan? Kita juga nggak perlu bertanya ‘mengapa’ pada Allah. Karena harusnya kita bertanya ‘mengapa’ itu pada diri sendiri. Mengapa tak kita coba berubah?
Look forward, moving forward.



0 komentar:

Posting Komentar

 

TITTLE Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos